بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)
(Bismillahir rohmanir rohim)
Analisa Tahlil
Tahlil adalah kesediaan untuk meng-Esa-kan Allah, tetapi tidak hanya sekedar ucapan lisan, tetapi jauh berpangkal dari dan dicerna dalam lubuk hati, serta kemudian memiliki dampak sebagai motivasi moral dan etik dalam menentukan pola berpikir, sikap dan berprilaku dalam kehidupan masyarakat.
Sewaktu kita mengucapkan dzikir tahlil, katakanlah misalnya : Laa ilaaha illallaah, jangan puas dengan ucapan kosong saja, jangan puas dengan hanya menghapal saja. Mengucapkannya berulang-ulang tanpa pengertian, tanpa pemahaman, tetapi perlu di ikuti dengan pemahaman dari pengertian mendalam yang terkandung dalam pedoman kehidupan kita yang dijanjikan Robb mampu membawa kebahagiaan dan kehidupan terang benderang didunia ini sebelum akhirat yaitu Al Qur’anul Karim. Jadi tekanan disini adalah agar kita mengerti, agar kita memahami sesuai bahasa Al Qur’an
Dalil Al Qur’an
Fai'lam annahu laa ilaaha illaa allaahu waistaghfir lidzanbika walilmu/miniina waalmu/minaati waallaahu ya'lamu mutaqallabakum wamatswaakum. Artinya : Maka ketahuilah, bahwa sesungguh nya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu'min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.
Petunjuk dzikir
Lafazh dzikir tahlil Laa ilaaha illallaah yang berarti Tiada Robb selain Allah.
Mengucapkan kalimah tahlil “Laa ilaaha illallaah” dengan prinsip komunikas ilahiyah, berarti kita mencoba untuk benar-benar berbicara melalui hati di saat mengucapkan lafazh dzikir tahlil itu dengan menempatkan proses berpikir selayaknya dalam konteksnya masing masing. Dalam berdzikir seperti halnya tahlil ini, dengan proses komunikasi Ilahiyah ada pesan yang akan disampaikan
Sebagai manusia yang dikaruniai Allah akal dan hati, pesan dapat dirumuskan sebagai hasil kristalisasi dari pemahaman pemahaman kita dengan segala latar belakang analisa pemikiran dan permasalahan kita masing masing dalam konteks pengucapan lafazh tahlil tersebut. Karenanya pada dan seiring dengan lafazh tahlil diucapkan ada pesan yang dirumuskan dalam hati dan disampaikan dengan hati yang berbicara dengan Allah.
Yang penting kita terus mencoba, berbicara dengan hati dengan lebih sempurna, berdzikir sambil berpikir dan berpikir sambil berdzikir, melatih diri mekanisme hati dan penyampaian pesan tersebut pada Allah Maha Pencipta. Kita selalu berusaha agar hati kita mampu berbicara dengan lebih baik dan lebih baik lagi.
Referensi
Buku 1B : Memahami dan mendalami ajaran Al Qur’an
Pengarang : oleh Dr.Ir. H.M. Amin Aziz
Penerbit : PT. Bangkit Jaya Insana
Lafazh dzikir tahlil Laa ilaaha illallaah yang berarti Tiada Robb selain Allah.
Mengucapkan kalimah tahlil “Laa ilaaha illallaah” dengan prinsip komunikas ilahiyah, berarti kita mencoba untuk benar-benar berbicara melalui hati di saat mengucapkan lafazh dzikir tahlil itu dengan menempatkan proses berpikir selayaknya dalam konteksnya masing masing. Dalam berdzikir seperti halnya tahlil ini, dengan proses komunikasi Ilahiyah ada pesan yang akan disampaikan
Sebagai manusia yang dikaruniai Allah akal dan hati, pesan dapat dirumuskan sebagai hasil kristalisasi dari pemahaman pemahaman kita dengan segala latar belakang analisa pemikiran dan permasalahan kita masing masing dalam konteks pengucapan lafazh tahlil tersebut. Karenanya pada dan seiring dengan lafazh tahlil diucapkan ada pesan yang dirumuskan dalam hati dan disampaikan dengan hati yang berbicara dengan Allah.
Yang penting kita terus mencoba, berbicara dengan hati dengan lebih sempurna, berdzikir sambil berpikir dan berpikir sambil berdzikir, melatih diri mekanisme hati dan penyampaian pesan tersebut pada Allah Maha Pencipta. Kita selalu berusaha agar hati kita mampu berbicara dengan lebih baik dan lebih baik lagi.
Referensi
Buku 1B : Memahami dan mendalami ajaran Al Qur’an
Pengarang : oleh Dr.Ir. H.M. Amin Aziz
Penerbit : PT. Bangkit Jaya Insana
Tahun : 1995
No comments:
Post a Comment