Thursday, September 25, 2014

Ayat Kursi 17


 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)

Ayat Kursi (bahasa Arabآية الكرسى ʾāyatul kursī) atau Ayat Singgasana adalah ayat ke-255 dari Surah Al-Baqarah. Ayat ini disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ubay bin Ka'ab sebagai ayat paling agung dalam Al Qur'an. Isinya tentang keesaan Tuhan serta kekuasaan Tuhan yang mutlak atas segala sesuatu dan bahwa Ia tidak kesulitan sedikitpun dalam memeliharanya.

Tulisan ini membahas tentang fadhilah dan kedudukan ayat Kursi di dalam Al Quran, kapan ayat kursi dibaca, kandungan makna dalam ayat Kursi, keutamaan dan makna tauhid, dan lainnya. Merupakan salah satu ayat yang jika dibacakan di rumah, maka rumah tersebut tidak akan dimasuki setan.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Hadits berikut:

Pertama

Hadits yang diriwayatkan dari As-Sya‘bi ia berkata: “Abdullah bin Mas‘ud berkata: ‘Barang siapa membaca 10 ayat dari surah Al-Baqarah di dalam rumah, maka setan tidak akan memasuki rumah itu di malam harinya hingga tiba pagi hari. Kesepuluh ayat tersebut adalah 4 ayat pertama darinya; Ayat Kursi; 2 ayat sesudah Ayat Kursi; dan 3 ayat terakhir dari surah Al-Baqarah.’” (HR. Thabrani dalam Al-Mu‘jamul Kabir [9/137/8673]). Al-Haitsami berkata dalam Majma‘uz Zawa’id [10/118]: “Hadits ini diriwayatkan Thabrani dengan rijal shahih, hanya saja As-Sya‘bi tidak mendengarnya langsung dari Ibnu Mas‘ud.”

Kedua
Hadits yang diriwayatkan dari Buraidah bin Hashib Al-Aslami ia berkata: “Aku mendengar kabar bahwa Mu‘adz bin Jabal pernah menangkap setan di zaman Rasulullah saw.. Aku pun lalu mendatanginya dan bertanya kepadanya: ‘Aku mendengar kabar bahwa engkau pernah menangkap setan di zaman Rasulullah saw.. Benarkah?’

Dia menjawab: ‘Ya, benar. Rasulullah saw. pernah mengumpulkan kurma zakat padaku. Aku lalu menyimpannya di salah satu kamarku. Selanjutnya, di setiap harinya aku mendapati kurma tersebut bekurang. Aku lalu melaporkan hal ini kepada Rasulullah saw.. Beliau berkata kepadaku: ‘Itu adalah kelakuan setan. Silahkan engkau mengintainya.’ Aku pun lalu melakukan pengintaian di satu malam. Ketika sebagian waktu malam telah berlalu, tiba-tiba muncul sesosok makhluk seperti gajah. Ketika sudah mendekati pintu, makhluk tersebut lalu masuk melalui celah pintu, lalu mendekati kumpulan kurma lalu memakannya.

Melihat hal itu, aku lalu mengencangkan kainku hingga separoh badan dan selanjunya aku berucap: ‘Asyhadu allaa ilaaha illallooh, wa anna muhammadan ‘abduhuu wa rosuuluh.’ Lantas kukatakan kepadanya: ‘Wahai musuh Allah, kenapa engkau mendekati kurma zakat lalu memakannya? Sementara mereka (orang-orang miskin) lebih berhak menerimanya daripada kamu! Sungguh aku akan membawamu ke hadapan Rasulullah saw. agar beliau membeberkan aibmu.’

Mendengar ancamanku, dia lalu berjanji untuk tidak akan mengulangi perbuatannya. Di pagi harinya ketika aku menghadap Rasulullah saw., beliau bertanya: ‘Apa yang diperbuat tawananmu.’ Aku jawab: ‘Dia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.’ Beliau berkata: ‘Sungguh dia bakal mengulanginya. Karenanya, silahkan kamu intai dia.’ Di malam kedua, aku pun lalu melakukan pengintaian. Ternyata benar, dia berbuat seperti itu lagi sehingga aku pun memperlakukannya sebagaimana kemarin. Ketika dia berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya, aku lalu melepaskannya.

Ketika di pagi harinya aku menghadap Rasulullah saw. untuk memberitahukan hal tersebut, tiba-tiba seorang penyeru beliau berkata: ‘Di mana Mu‘adz?’ Selanjutnya, Nabi bertanya kepadaku: ‘Wahai Mu‘adz, apa yang diperbuat tawananmu.’ Aku pun lalu memberitahukannya kepada beliau. Beliau bersabda: ‘Sungguh dia bakal mengulangi perbuatannya. Karenanya, silahkan kamu intai dia.’ Di malam ketiga, aku pun lalu melakukan pengintaian. Ternyata benar, dia berbuat seperti itu lagi sehingga aku pun memperlakukannya sebagaimana kemarin. Kali ini aku katakan kepadanya: ‘Wahai musuh Allah, kamu telah berjanji 2 kali kepadaku (namun kamu mengkhianatinya). Pada kali ketiga ini aku benar-benar akan membawamu ke hadapan Rasulullah saw. agar beliau membeberkan aibmu.

Dia lalu berkata: ‘Sesungguhnya aku ini adalah setan yang punya tanggungan keluarga. Kali ini aku tidak mendatangimu kecuali dengan memberitahukan 2 ayat. Seandainya engkau membaca salah satunya saja, niscaya aku tidak berani datang kemari. Sesungguhnya kami berada di kota kalian ini hingga diutusnya teman kalian (maksudnya: Nabi saw. –pen.). Ketika telah diturunkan 2 macam ayat kepadanya, engkau bisa membuat kami (setan) lari dari kota ini dengannya. Kami benar-benar terkena pengaruh 2 macam ayat tersebut, yang mana tidaklah keduanya dibacakan di dalam rumah, melainkan setan tidak akan berani memasukinya. (Dia mengatakan hal ini sampai 3 kali).’ (Dia berkata lagi:)

‘Jika engkau mau melepaskan aku, aku akan memberitahukan kedua macam ayat tersebut kepadamu.’ Aku (Mu‘adz) berkata: ‘Boleh, kalau begitu.’ Dia lalu berkata: ‘Yaitu Ayat Kursi dan ayat terkahir dari surah Al-Baqarah yang dimulai dari ayat: Aamanar rosuulu bimaa ungzila.... hingga akhir surah.’ Aku (Mu‘adz) pun lalu melepaskannya. Di pagi harinya ketika aku hendak memberitahukan hal tersebut kepada Rasulullah saw., tiba-tiba seorang penyeru beliau berkata: ‘Mana Mu‘adz bin Jabal?’ Ketika aku sudah masuk menemui beliau saw., beliau bertanya: ‘Apa yang diperbuat tawananmu?’ Aku jawab: ‘Dia berjanji kepadaku untuk tidak mengulangi perbuatannya (namun dia berdusta).’ Aku pun lalu memberitahukan kepada beliau tentang apa yang dikatakan setan tersebut. Rasulullah saw. lantas bersabda kepadaku: ‘Si jelek itu telah berkata benar (kali ini), namun dia itu bertabiat pendusta (pada kali lainnya).’” Muadz berkata lagi: “Sesudah itu aku pun lalu membacakan kedua macam ayat itu pada kurma zakat tersebut, dan aku tidak lagi mendapatinya berkurang.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu‘jamul Kabir [20/51/89])

Ketiga 
Dalil lain yang berisi anjuran untuk membacakan Ayat Kursi di dalam rumah agar rumah kita tidak dimasuki setan, adalah Hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Ubaid bin Umair ia berkata: “Adalah Abdurrahman bin Auf jika memasuki rumahnya, dia membacakan Ayat Kursi di semua sudut rumahnya.” (HR. Abu Ya‘la dalam Musnadnya [13/165/7207] dan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya [6/127/30026])

Al-Haitsami berkata dalam Majma‘uz Zawa’id [10/128]: “Hadits ini diriwayatkan Abu Ya‘la dengan rijal tsiqah, hanya saja Abdullah bin Ubaid bin Umair tidak mendengarnya langsung dari Ibnu Auf.”

Demikian semoga menjadi bermanfaat bagi kita semua.

No comments:

 
Blogger Templates