بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)
(Bismillahir rohmanir rohim)
Setelah salam membaca istigfar (Asytaghfirullah) sebanyak tiga kali kemudian mengucapkan
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَـا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
Aahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam. “Ya Allah, Engkau Mahasejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan. Mahaberkah Engkau, wahai Rabb pemilik keagungan dan kemuliaan.” (Sahih; H.R. Muslim, no. 591)
Kemudian mengucapkan
اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، لاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Laa ilaha illallah wahdahu laa
syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in
qadiir. Allahumma laa maani’a lima a’thaita wa laa mu’thiya limaa
mana’ta wa laa yanfau dzal jaddi minkal jaddu. “Tidak ada sembahan yang berhak
disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya
segala kerajaan dan pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah,
tidak ada yang mampu mencegah sesuatu yang telah Engkau berikan dan
tidak ada yang mampu memberi sesuatu yang Engkau cegah. Tidak bermanfaat
kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya untuk (menebus) siksaan-Mu.” (Sahih; H.R. Bukhari, no. 6862; Muslim, no. 593; An-Nasa’i, no. 1341)
سُبْحَانَ اللهِ
Subhaanallaah (33x). Maha Suci Allahالْحَمْدُ لِلَّهِ
Alhamdulillaah (33x). Segala puji bagi Allahالله أكبر
Allaahu akbar (33x). Allah Maha Besar
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْـدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syain qadiir. Tidak ada Tuhan selain Allah, sendiri-Nya; tiada sekutu bagi-Nya.
Milik-Nya lah kerajaan dan pujian.
Dia Maha Kuasa atas segala-galanya.
Kemudian membaca Ayat Kursi serta surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Nas.
Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Artinya “Barang siapa yang membaca Ayat Kursi
setiap selesai menunaikan shalat fardhu (wajib), maka tidak ada yang
menghalanginya masuk surga selain kematian.” (Sahih; H.R. Ath-Thabrani
dalam Al-Mu’jamul Kabir, no. 7532, Al-Jami’ush Shaghir wa Ziyadatuhu,
no. 11410)
Demikian semoga bermanfaat bagi kita semua. Wallahu 'aklam bish showab.
No comments:
Post a Comment