بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)
(Bismillahir rohmanir rohim)
Ayat Kursi (bahasa Arab: آية الكرسى ʾāyatul kursī) atau Ayat Singgasana adalah ayat ke-255 dari Surah Al-Baqarah. Ayat ini disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ubay bin Ka'ab sebagai ayat paling agung dalam Al Qur'an. Isinya tentang keesaan Tuhan serta kekuasaan Tuhan yang mutlak atas segala sesuatu dan bahwa Ia tidak kesulitan sedikitpun dalam memeliharanya.
Merupakan salah satu do‘a ruqyah untuk orang yang kesurupan atau kerasukan jin.
Hadits yang diriwayatkan dari Abu Laila ra. yang mana ia berkata:
“Ketika aku sedang duduk di sisi Nabi saw., datanglah seorang baduwi
lantas berkata: ‘Sesungguhnya aku memiliki saudara yang saat ini sedang
sakit.’ Beliau saw. bertanya: ‘Apa sakit yang menimpa saudaramu?’ Ia
menjawab: ‘Kerasukan jin.’ Beliau saw. bersabda: ‘Silakan engkau pulang
lalu bawa kemari saudaramu itu.’ Orang itupun lantas pulang dan datang
lagi ke hadapan Nabi saw. dengan membawa saudaranya yang tengah sakit
itu. Si sakit lalu didudukkan di hadapan beliau saw.. Selanjutnya, aku
(Abu Laila) mendengar beliau saw. meruqyahnya dengan membaca Fatihatul
Kitab (Al-Fatihah); lantas 4 ayat pertama dari surah Al-Baqarah; lantas 2
ayat yang ada di tengah-tengah surah Al-Baqarah yakni Wa ilaahukum
ilaahuw waahid....; lantas Ayat Kursi; lantas 3 ayat terakhir dari surah
Al-Baqarah; lantas 1 ayat dari surah Ali ‘Imran yakni Syahidalloohu
annahuu laa ilaaha illaa huwa....; lantas 1 ayat dari surah Al-A‘raaf
yakni Inna robbakumulloohul ladzii kholaqo....; lantas 1 ayat dari surah
Al-Mu’minuun yakni Wa may yad‘u ma‘alloohi ilaahan aakhoro laa burhaana
lahuu bihii....; lantas 1 ayat dari surah Al-Jin yakni Wa annahuu
ta‘aalaa jaddu robbinaa mat takhodza shoohibataw walaa waladaa; lantas
10 ayat pertama dari surah Ash-Shaaffaat; lantas 3 ayat terakhir dari
surah Al-Hasyr; lantas surah Al-Ikhlash; dan Al-Mu‘awwidzatain (Al-Falaq
dan An-Naas). Si baduwi yang semula sakit itupun lalu berdiri dalam
keadaan telah sembuh alias tidak menderita apa-apa lagi.” (HR. Ibnu
Majah dalam Sunannya [3539])
Dalam Az-Zawa’id disebutkan: “Dalam isnad Hadits ini terdapat rawi
bernama Abu Hibban (Abu Janab) Al-Kalbi yang dinilai berpredikat dha‘if.
Nama asli dia adalah Yahya bin Abu Hayyah. Sementara itu, Hakim
mengeluarkan Hadits ini dalam Mustadraknya dari jalur Abu Hibban dan dia
berkata: ‘Hadits ini mahfuzh shahih.’” (Baca: Syarah Sunan Ibni Majah
[3539] oleh As-Sindi).
Demikian semoga bermanfaat bagi kita semua.
No comments:
Post a Comment