Wednesday, October 1, 2014

Hari Arofah 1

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du..!
 
Hari-hari yang paling utama di dunia adalah sepuluh hari (pertama bulan Dzulhijjah). ” (Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 1133). Demikianlah Nabi kita صلى الله عليه وسلم menerangkan kedudukan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Amal-amal saleh yang bisa ditingkatkan dan dikerjakan di hari-hari yang Allah berkahi ini, tidak terbatas dengan amalan-amalan yang telah disebutkan. Melainkan pula seluruh amalan saleh secara mutlak dianjurkan untuk ditunaikan di hari-hari ini. 
Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:


ما مِن أيامٍ العمل الصّالح فيها أحبُّ إلى الله مِن هذه الأيّامِ. قالوا: يا رسول الله، و لا الجهادُ في سبيل الله؟ قال: و لا الجهادُ في سبيل الله! إلاّ رجلٌ خرج بنفسه و ماله فلم يرجعْ مِن ذلك بشيء


Tidak ada hari-hari yang mana amal saleh di dalamnya lebih dicintai Allah dibandingkan hari-hari ini (sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah). Para sahabat bertanya, “ wahai Rasulullah, tidak pula jihad fi sabilillah? ” Beliau menjawab, “Tidak pula jihad fisabilillah, kecuali seseorang yang berjihad dengan jiwa dan hartanya lalu tidak kembali membawa apa-apa lagi. ” (HR. Bukhari no. 969)
Hadits di atas menunjukkan disyari’atkannya memperbanyak amal shalih secara umum pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah. 
Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda dalam riwayat yang lain dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma, Nabi shollallahu’alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ عَمَلٍ أَزْكَى عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَلاَ أَعْظَمَ أَجْرًا مِنْ خَيْرٍ يَعْمَلُهُ فِي عَشْرِ الأَضْحَى

“Tidak ada satu amalan yang lebih suci di sisi Allah ‘azza wa jalla dan lebih besar pahalanya dari satu kebaikan yang dilakukan seseorang pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah.” [HR. Ad-Darimi dalam Sunan-nya no. 1776 dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Imanno. 3476, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhibno. 1248]
Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda hadits dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ، مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو، ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمِ الْمَلَائِكَةَ، فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلَاءِ؟
“Tidak ada hari dimana Allah paling banyak membebaskan hamba dari neraka selain hari Arafah. Dia mendekati mereka, lalu dia banggakan mereka di hadapan para malaikat, dengan berfirman: Apa yang mereka inginkan?” (HR. Muslim no. 1348).
 
Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda hadits dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
”Sebaik-baik doa adalah doa hari arafah.” (HR. Turmudzi 3585 dan dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib no. 1536)

Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda hadits diriwayatkan dari Thalhah bin Ubaid bin Kuraiz, beliau mengatakan,
أَفْضَلُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
“Doa yang paling utama adalah doa hari arafah.” (HR. Malik dalam al-Muwatha’ 2/300, dan al-Jauhari mengatakan, Hadis ini mursal – keterangan tabiin –).

Apakah ini khusus jamaah haji atau Umum untuk semua Muslim?
 
Ulama berbeda pendapat tentang keutamaan doa pada hari arafah, apakah keutamaan doa ini khusus berlaku untuk jamaah haji ataukah berlaku umum untuk semua kaum muslimin di selurun penjuru dunia?


Sebagian Malikiyah menyatakan bahwa keutamaan ini khusus berlaku untuk jamaah haji yang sedang wukuf di arafah. Imam al-Baji – ulama madzhab Maliki – (w. 474 H) mengatakan,
قوله : ” أفضل الدعاء يوم عرفة ” يعني : أكثر الذكر بركة وأعظمه ثوابا وأقربه إجابة ، ويحتمل أن يريد به الحاج خاصة ؛ لأن معنى دعاء يوم عرفة في حقه يصح ، وبه يختص ، وإن وصف اليوم في الجملة بيوم عرفة فإنه يوصف بفعل الحاج فيه
”Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ’Sebaik-baik doa adalah doa arafah’, artinya dzikir yang paling berkah, yang paling besar pahalanya, dan yang paling berpeluang mustajab adalah doa ketika arafah. 

Kemungkinan yang dimaksud di sini adalah jamaah haji secara khusus. Karena makna ’doa hari arafah’ untuk para jamaah haji sangat tepat, dan itu khusus untuk mereka. Dan karena hari itu disebut dengan hari arafah, disimpulkan dari aktivitas jamaah haji di sana.” (al-Muntaqa Syarh al-Muwatha’, 2/1).

Sementara ulama lain berpendapat bahwa keistimewaan ini berlaku untuk jamaah haji dan selain jamaah haji. Al-Hafidz Ibnu Rajab (w. 795 H) menyebutkan sebuah riwayat dari jalur Nufai’ Abi Daud, bahwa Ibnu Umar mengatakan,

 
إذا كان يوم عرفة لم يبق أحد في قلبه مثقال ذرة من إيمان إلا غفر له قيل له: أللمعروف خاصة أم للناس عامة؟ قال: بل للناس عامة”
“Ketika hari arafah, setiap orang yang memiliki iman seberat telur semut maka dia akan diampuni.” ada yang bertanya kepada beliau, ’Apakah khusus untuk yang sedang wukuf di arafah ataukah umum mencakup semua orang?’ “Umum untuk semua manusia.” Jawab Ibnu Umar. (Lathaif al-Ma’arif, hlm. 492).

Pendapat ini pula yang dikuatkan oleh Dr. Sholih al-Fauzan. Ketika beliau ditanya, apakah keutamaan doa pada hari ‘Arafah khusus bagi para jamaah haji ataukah umum untuk semua manusia?
Jawaban beliau
 
الدعاء يوم عرفة عام للحجاج وغيرهم لكن الحجاج على وجه أخص لأنهم في مكان فاضل وهم متلبسون بالإحرام وواقفون بعرفة فهم يعني يتأكد الدعاء في حقهم والفضل في حقهم أكثر من غير الحجاج وأما بقية الناس الذين لم يحجوا فإنهم يشرع لهم الدعاء والاجتهاد بالدعاء في هذا اليوم ليشاركوا إخوانهم الحجاج في هذا الفضل

“Doa pada hari ‘Arafah berlaku umum untuk para jamaah haji dan selain jamaah haji. Akan tetapi, para jamaah haji lebih khusus karena mereka berada di tempat yang mulia, sedang melaksanakan ihram dan melakukan wuquf di arafah. Doa untuk mereka menjadi sangat ditekankan. Keutamaan untuk mereka lebih banyak dari pada selain jamaah haji. Adapun masyarakat lain yang tidak berhaji, disyariatkan untuk mereka berdoa serta bersungguh-sungguh dalam berdoa pada hari ini, agar sama-sama mendapatkan keutamaan sebagaimana saudara-saudara mereka, para jamaah haji.

Selanjutnya, Dr. Al-Fauzan menyebutkan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang keutamaan doa ketika hari arafah, kemudian beliau menegaskan,

 
فالدعاء مشروع في يوم عرفة للحاج ولغيره لكنه في حق الحاج آكد وأفضل لما هو متلبس به من المناسك ولما هو فيه من المكان العظيم الفاضل وأما الزمان وفضل الزمان فيشترك فيه الحجاج وغير الحجاج وأما المكان فيختص به الحجاج وهو الوقوف بعرفة.

Oleh karena itu, doa pada hari Arafah disyariatkan untuk orang yang berhaji dan selainnya. Akan tetapi, bagi orang yang berhaji, lebih ditekankan dan lebih utama, karena mereka sedang melaksanakan berbagai manasik dan karena mereka berada di tempat yang agung nan utama. Adapun tentang batas waktu (hari arafah) dan keutamaan waktu, jama’ah haji dan selain jamaah haji sama-sama mendapatkannya. Sementara tempat (arafah) hanya khusus untuk jamaah haji, yaitu wuquf di arafah.”

Semua kaum muslimin bisa mendapatkan keutamaan hari arafah, sementara keutamaan padang arafah, hanya dimiliki oleh para jamaah haji yang sedang wukuf di arafah.
 

Demikian semoga bermanfaat bagi kita semua. Wallahu 'aklam bish showab.
 

 

No comments:

 
Blogger Templates