بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)
Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa berdzikir (ingat) kepadaNya. Dalam ayat Al-Qur’an dan sabda Rasul kita temui perintah-perintah yang sangat banyak tentang hal ini. Pada dasarnya, perintah untuk berdzikir bersifat umum, tanpa pembatasan jumlah tertentu dan tidak terikat juga oleh keadaan-keadaan tertentu.
Di dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 191, Allah SWT berfirman yang artinya, “Yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah (berdzikir) sambil berdiri, duduk, dan berbaring.”. Begitu juga dengan firman-Nya dalam surah Al-Ahzab ayat 41 yang artinya, “Hai
orang-orang yang beriman, berdzikirlah dengan menyebut nama Allah
sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan
petang.”. Sedangkan dalam surah Al-Jumu‘ah Allah SWT berfirman yang artinya, “Berdzikirlah kamu kepada Allah dengan dzikir yang banyak, agar kalian mendapatkan keberuntungan.”
Selanjutnya di dalam hadits riwayat Muslim diterangkan sebagai berikut, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang
siapa setiap selesai shalat membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali,
dan takbir 33 kali, lalu supaya cukup seratus ia membaca Lâ ilâha
illallâhu wahdahû lâ syarika lah, lahul-mulku walahul-hamdu wahuwa `ala
kulli syay-in qadîr, niscaya dihapuskan dosa-dosanya walaupun sebanyak
buih di lautan’.”
Dari uraian hadits itu dapatlah diketahui adanya penetapan waktu dan
jumlah dzikir, yakni usai shalat membaca Subhanallah sebanyak 33 kali,
Alhamdulillah 33 kali, Allahu Akbar 33 kali, dan dilengkapi menjadi 100
dengan kalimat di atas.
Di dalam Al-Qur’an surah Ali Imran
ayat 191, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman yang artinya, “Yaitu orang-orang yang
senantiasa mengingat Allah (berdzikir) sambil berdiri, duduk, dan berbaring.”.
Begitu juga dengan firman-Nya dalam surah Al-Ahzab ayat 41 yang artinya, “Hai
orang-orang yang beriman, berdzikirlah dengan menyebut nama Allah
sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan
petang.”. Sedangkan dalam surah Al-Jumu‘ah Allah subhanahu wa ta'ala berfirman yang
artinya, “Berdzikirlah kamu kepada Allah dengan dzikir yang banyak, agar
kalian mendapatkan keberuntungan.”
Selanjutnya di dalam hadits riwayat
Muslim diterangkan sebagai berikut, “Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam bersabda, ‘Barang
siapa setiap selesai shalat membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali, dan takbir
33 kali, lalu supaya cukup seratus ia membaca Lâ ilâha illallâhu wahdahû lâ
syarika lah, lahul-mulku walahul-hamdu wahuwa `ala kulli syay-in qadîr,
niscaya dihapuskan dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan’.”
Dan untuk mengetahuinya jumlah bilangan dalam dzikir, sebagian kaum muslimin menggunakan tasbih dalam dzikir mereka tersebut. Namun hal ini di pandang oleh sebagian golongan sebagai perbuatan munkar/buruk dan bid’ah/sesat. Apakah memang benar demikian ?
Hadits diriwayatkan dari Umm al-Mukminin, salah seorang istri Rasulullah, bernama Shafiyyah. Bahwa beliau (Shafiyyah) berkata:
“Suatu ketika Rasulullah menemuiku dan ketika itu ada di hadapanku empat ribu biji-bijian yang aku gunakan untuk berdzikir. Lalu Rasulullah berkata: Kamu telah bertasbih dengan biji-bijian ini?! Maukah kamu aku ajari yang lebih banyak dari ini? Shafiyyah menjawab: Iya, ajarkanlah kepadaku. Lalu Rasulullah bersabda: “Bacalah: “Subhanallah ‘Adada Ma Khalaqa Min Sya’i” (HR. at-Tirmidzi, al-Hakim, ath-Thabarani dan lainnya, dan dihasankan oleh al-Hafizh Ibn Hajar dalam kitab Nata-ij al-Afkar Fi Takhrij al-Adzkar)
- See more at: http://nurulmakrifat.blogspot.com/2014/03/berdzikir-menggunakan-tasbih.html#sthash.CK1hJDUI.dpuf
دَخَلَ عَلَيَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ
عَليهِ وَسَلّمَ وَبَيْنَ يَدَيَّ أَرْبَعَةُ آلاَفِ نَوَاةٍ أُسَبِّحُ
بِهَا، فَقَالَ: لَقَدْ سَبَّحْتِ بِهَذَا؟ أَلاَ أُعَلِّمُكِ بِأَكْثَرَ
مِمَّا سَبَّحْتِ بِهِ؟ فَقَالَتْ: عَلِّمْنِيْ، فَقَالَ: قُوْلِيْ
سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ مِنْ شَىْءٍ (رواه الترمذي والحاكم
والطبرانيّ وغيرهم وحسّنه الحافظ ابن حجر في تخريج الأذكار)
“Suatu ketika Rasulullah menemuiku dan ketika itu ada di hadapanku empat ribu biji-bijian yang aku gunakan untuk berdzikir. Lalu Rasulullah berkata: Kamu telah bertasbih dengan biji-bijian ini?! Maukah kamu aku ajari yang lebih banyak dari ini? Shafiyyah menjawab: Iya, ajarkanlah kepadaku. Lalu Rasulullah bersabda: “Bacalah: “Subhanallah ‘Adada Ma Khalaqa Min Sya’i” (HR. at-Tirmidzi, al-Hakim, ath-Thabarani dan lainnya, dan dihasankan oleh al-Hafizh Ibn Hajar dalam kitab Nata-ij al-Afkar Fi Takhrij al-Adzkar)
Banyak
di antara kita yang berdzikir dengan tasbih, atau dengan alat-alat
penghitung yang lain, Tasbih, yang dalam bahasa Arabnya disebut
subhah, adalah butiran-butiran yang dirangkai untuk menghitung banyaknya
jumlah dzikir yang diucapkan oleh seseorang, baik dzikir dengan lidah
maupun dzikir dengan hati.
Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Al-Hakim meriwayatkan sebuah hadits
dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW menghitung
dzikirnya dengan jari-jari dan menyuruh para sahabatnya supaya mengikuti
cara beliau. Para imam ahli hadits juga meriwayatkan hadits dari
seorang wanita Muhajirin yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah
kalian senantiasa berdzikir, bertahlil, dan bertaqdis. Janganlah sampai
kalian lalai, karena nanti bisa melupakan tauhid. Hitunglah dzikir
kalian dengan jari, karena kelak jari-jari akan ditanya dan akan
diminta berbicara.”
Banyak di antara kita yang berdzikir
dengan tasbih, atau dengan alat-alat penghitung yang lain, Tasbih, yang dalam
bahasa Arabnya disebut subhah, adalah butiran-butiran yang dirangkai untuk
menghitung banyaknya jumlah dzikir yang diucapkan oleh seseorang, baik dzikir
dengan lidah maupun dzikir dengan hati.
Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasai, dan
Al-Hakim meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa
Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam menghitung dzikirnya dengan jari-jari dan menyuruh para
sahabatnya supaya mengikuti cara beliau. Para imam ahli hadits juga meriwayatkan
hadits dari seorang wanita Muhajirin yang mengatakan bahwa Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam
bersabda, “Hendaklah kalian senantiasa berdzikir, bertahlil, dan bertaqdis.
Janganlah sampai kalian lalai, karena nanti bisa melupakan tauhid. Hitunglah
dzikir kalian dengan jari, karena kelak jari-jari akan ditanya dan akan
diminta berbicara.”
Demikian semoga ada manfaatnya. Wallahu 'aklam bishowwab...
No comments:
Post a Comment